Gb.1 - Irigasi Persawahan |
Kondisi pertanian di Indonesia saat
ini sedang dihadapkan pada 5 (lima)
persoalan besar yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas pangan. Kelima
persoalan besar tersebut menjadi target penataan pemerintah untuk dapat
mencapai swasembada pangan yang dicanangkan dapat tercapai dalam 3 (tiga) tahun kedepan. Adapun persoalan
pertanian tersebut, antara lain mengenai persoalan benih, pupuk, penyuluh
lapangan, alat mesin pertanian serta persoalan irigasi.
Persoalan benih;
tidak terserapnya ketersediaan benih yang ada. Tingkat serapan benih saat ini hanyalah mencapai 20%.
Persoalan pupuk; hal ini sangatlah krusial, sebab apabila pupuk tidak ditata dan petani terlambat mendapatkan pupuk, maka potensi penurunan produktivitas pertanian khususnya padi bisa mencapai 4 juta ton. Untuk itulah diperlukan peran serta pemerintah untuk menjamin ketersediaan pupuk secara berkelanjutan.
Persoalan penyuluhan lapangan; dalam setahun ini akibat kurangnya penyuluh lapangan para petani berpotensi kehilangan peluang produksi 3 juta ton gabah kering giling.
Persoalan alat mesin pertanian; dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, pemerintah telah melakukan pengadaan alat mesin pertanian, yang mana rencananya akan menyediakan sekitar 60.000 alat mesin pertanian, berupa traktor, dan alat-alat pertanian lainnya.
Dengan adanya pengadaan ini diharapkan
mampu meningkatkan minat para generasi muda untuk menekuni bidang pertanian.
Seperti kita ketahui jumlah petani di Indonesia semakin hari semakin berkurang,
bayangkan saat ini ada sekitar 500 ribu KK petani berpindah menjadi non petani
dalam setahun.
Persoalan terakhir ialah Irigasi; irigasi pertanian yang ada di Indonesia saat ini kondisinya cukup parah, sebab 52% dari jaringan irigasi yang ada banyak yang telah rusak, bahkan ada disatu provinsi yang mana jaringan irigasi yg rusak mencapai 82%.
Persoalan terakhir ialah Irigasi; irigasi pertanian yang ada di Indonesia saat ini kondisinya cukup parah, sebab 52% dari jaringan irigasi yang ada banyak yang telah rusak, bahkan ada disatu provinsi yang mana jaringan irigasi yg rusak mencapai 82%.
Persoalan irigasi menjadi persoalan
yang amatlah vital dalam pertanian, karena kaitannya dengan ketersediaan
kebutuhan air untuk pengairan lahan pertanian. Tanpa jaringan irigasi yang memadai
maka ketersediaan kebutuhan air juga akan ikut terganggu, apalagi telah kita
ketahui bersama bahwa masih banyak sistem perpompaan irigasi lahan pertanian yang
ada di Indonesia saat ini masih menggunakan sistem perpompaan bertenaga diesel,
dimana biaya operasional sistem pompa bertenaga diesel ini terus meningkat lebih
dari 10% per tahunnya, mengikuti peningkatan harga BBM.
Ketersediaan BBM untuk operational
perpompaan juga sering menjadi kendala, apalagi jika lahan pertanian yang ada
berada jauh dari pusat pemukiman, maka otomatis juga akan menghambat
operational pemompaan sistem irigasi yang ada.
Hal semacam ini semestinya sudah tidak
perlu dikhawatirkan lagi oleh para petani, karena persoalan tersebut diatas
dapat diselesaikan dengan menggunakan irigasi berbasis pompa air tenaga surya.
Irigasi berbasis pompa air tenaga surya beroperasi tanpa menggunakan BBM.
Sistem pompa ini bekerja hanya menggunakan sumber tenaga dari Sinar Matahari,
sehingga para petani tidak perlu lagi mengeluarkan biaya BBM untuk
operasionalnya.
Gb.2 - Layout Sistem Pompa Tenaga Surya |
Sistem pompa air
tenaga surya akan bekerja memompa air lebih banyak pada musim kemarau, karena
pada musim tersebut matahari bersinar secara maksimal, sehingga pemenuhan
kebutuhan air untuk irigasi lahan pertanian pada musim kemarau akan terjamin.
Salam EnergiBersih,
Larungki Adeka P.
Founder Generasi Solar Foundation
Chairman of Natural Resources, Minerals Energy and Environment HIPMI BPC Surabaya
Ingin menghubungi kami ?
atau, LIKE kami di facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar