Kamis, 07 April 2016

KRISIS ENERGI MENGANCAM

Persoalan energi di Indonesia memang belum juga menemui titik terang. Salah satu masalahnya adalah kesulitan menaikkan produksi migas di tanah air. Mengacu dari catatan yang dimiliki oleh Kementrian ESDM, terungkap bahwa hasil produksi minyak nasional hanya mencapai 13% dari total produksi energi, namun penggunaannya telah mencapai 45%. Akibatnya, sejak 2004 Indonesia resmi menjadi importir minyak.

Konsumsi Minyak Nasional
Sulitnya menaikkan produksi migas ditanah air ternyata pemicunya tidak sedikit, salah satunya adalah masalah banyaknya pintu perizinan, pembebasan lahan dan sikap pemerintah yang menginginkan uang cepat dari proyek-proyek eksplorasi serta berbagi regulasi penghambat lainnya.

Data juga menunjukkan dari total Rp.200 triliun investasi untuk eksplorasi lahan baru, hanya Rp.100 triliun yang sudah diserap oleh para pengusaha nasional. Dari 310 lokasi wilayah kerja yang ada, baru 81 lokasi yang digarap dan 63 lokasi yang telah diproduksi. Sehingga pendapatan dari sektor migas hanya mencapai Rp.320 triliun per 2014 lalu. Diperkirakan di tahun 2015 akan ada penambahan produksi sebanyak 42.000 barel dari blok banyu urip yang mampu mendongkrak angka lifting migas nasional. (Sumber : ”Pusat Data dan Informasi Enrgi dan Sumber Daya Mineral Indonesia”)

Salah satu wilayah yang dianggap akan mengalami krisis energi adalah Jawa Timur (Jatim). Daerah ini akan mengalami krisis salah satunya karena pemerintah pusat tetap mempersulit kucuran dana untuk mengeksplorasi cekungan-cekungan energi yang belum tergarap.


Jawa Timur Geothermal Layout

Untuk listrik, Jatim selama ini menjadi pemasok untuk seluruh provinsi di Jawa  dan Bali. Saat ini sisa beban puncak di Jatim masih 1.200 megawatt (MW) yang mana sumbernya masih bergantung pada energi fosil.

Jatim memang juga terkendala eksplorasi geothermal. Padahal potensi geothermal di Jatim masih besar, tetapi kucuran dana Negara untuk menggarapnya dipersulit. Potensi geothermal di Jatim mencapai kurang lebih 1.346,8 MW. Sampai saat ini ada 11 titik yang sudah teridentifikasi tapi baru 2 lokasi yang sudah dilelang, itupun tidak membukukan progress yang jelas. Demikian juga untuk sektor minyak, Tahun lalu Jatim memproduksi 165.000 barel/hari. Tahun ini produksi diharapkan bertambah 130.000 barel/hari.

Jika pemerintah pusat menambah anggaran eksplorasi, rancangan kedaulatan energi akan mudah dicapai, apalagi dana dari Dewan Energi Nasional tidak mencukupi.

Kedaulatan energi di Indonesia memang tidak bisa dicapai dengan membalik telapak tangan belaka, perlu keseriusan semua pihak terutama pemerintah pusat, pemerintah daerah dan tentu saja para pengusaha. Ketiga pihak inilah yang akan bekerjasama mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam hal energi tapi juga kelak akan berdaulat dan tidak bergantung pada pihak lain. Tentu ujungnya, kesejahteraan rakyak akan bisa terwujudkan.


PT. JAVA SURYA TEKNIK
Renewable Energy Provider

Head Office :
Gedung Graha BUMIPUTERA, Lt.6
Jl. Raya Darmo No.155-159
Kel. Darmo, Kec. Wonokromo
Surabaya - Jawa Timur (60241)
Telp : 031-568 1315 / 568 1307
Faks : 031-867 8144
Email : javasuryateknik@yahoo.com
Web : www.javasuryateknik.com
          www.lorentz.de

Selasa, 08 Maret 2016

Pompa Diesel VS Pompa Tenaga Surya

Posted on 02/02/2017 by Larungki Adeka P. in Posting Artikel
Gb.1 - Layout Sistem Pompa Tenaga Surya
"Mengapa Sistem Pompa Diesel yang harganya lebih murah kok malah digantikan dengan Sistem Pompa Tenaga Surya yang harganya jauh lebih mahal ?"

Pertanyaan seperti ini sering sekali muncul dari sebagian masyarakat umum.

Memang benar sekali, bahwa Sistem Pompa Diesel plus Gensetnya harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan Sistem Pompa Tenaga Surya, akan tetapi ternyata kondisi dilapangan membuktikan bahwa saat ini sudah lebih dari 80% bantuan Sistem Pompa Diesel yang telah dipasang oleh pemerintas melalui program P2AT jama orde baru SUDAH BANYAK YANG TIDAK BEROPERASI lagi.

Kenapa hal ini bisa terjadi ?

Hal ini bisa terjadi dikarenakan program-program pengadaan mesin Pompa berbasis Diesel tersebut tidak dilengkapi dengan bantuan biaya operasional dari pemerintah, dimana seluruh biaya operasional mesin Pompa Diesel tersebut harus ditanggung oleh para kelompok tani yang menerima bantuan tersebut, adapun biaya-biaya operasional tersebut dapat meliputi :
- Biaya pengadaan BBM
- Biaya perawatan mesin
- Biaya perbaikan mesin
- Biaya upah tenaga operator
- dll.

Gb.2 - Irigasi Pompa Diesel
Gb.3 - Irigasi Pompa Tenaga Surya
selain itu, kita ketahui bahwa disisi lain para petani-petani yang menerima bantuan tersebut tidak memiliki kompetensi yang cukup untuk dapat melakukan perbaikan-perbaikan mesin pompanya secara mandiri, singkatnya para petani tidak cukup punya kemampuan untuk menanggung biaya-biaya operasional yang mana semakin lama semakin mahal. Dengan demikian maka dengan adanya Sistem Pompa Tenaga Surya ini, maka semua hambatan-hambatan para petani terkait biaya-biaya operasional sudah tidak perlu terjadi lagi.


Salam EnergiBersih,

Larungki Adeka P.
CEO Sans Power / PT. Java Surya Teknik
Commissioner PT. Surya Mahaka Nusantara
Founder Generasi Solar Foundation
Chairman of Natural Resources, Minerals Energy and Environment HIPMI BPC Surabaya

Ingin menghubugi kami ?
FOLLOW kami di twitter: @generasisolar
FOLLOW kami di instagram: @generasisolar
atau, Like kami di facebook