Persoalan energi di Indonesia memang belum
juga menemui titik terang. Salah satu masalahnya adalah kesulitan menaikkan
produksi migas di tanah air. Mengacu dari catatan yang dimiliki oleh Kementrian
ESDM, terungkap bahwa hasil produksi minyak nasional hanya mencapai 13% dari
total produksi energi, namun penggunaannya telah mencapai 45%. Akibatnya, sejak
2004 Indonesia resmi menjadi importir minyak.
Konsumsi Minyak Nasional |
Sulitnya menaikkan produksi migas ditanah
air ternyata pemicunya tidak sedikit, salah satunya adalah masalah banyaknya
pintu perizinan, pembebasan lahan dan sikap pemerintah yang menginginkan uang
cepat dari proyek-proyek eksplorasi serta berbagi regulasi penghambat lainnya.
Data juga menunjukkan dari total Rp.200
triliun investasi untuk eksplorasi lahan baru, hanya Rp.100 triliun yang sudah
diserap oleh para pengusaha nasional. Dari 310 lokasi wilayah kerja yang ada,
baru 81 lokasi yang digarap dan 63 lokasi yang telah diproduksi. Sehingga
pendapatan dari sektor migas hanya mencapai Rp.320 triliun per 2014 lalu.
Diperkirakan di tahun 2015 akan ada penambahan produksi sebanyak 42.000 barel
dari blok banyu urip yang mampu mendongkrak angka lifting migas nasional. (Sumber
: ”Pusat Data dan Informasi Enrgi dan Sumber Daya Mineral Indonesia”)
Salah satu wilayah yang dianggap akan
mengalami krisis energi adalah Jawa Timur (Jatim). Daerah ini akan mengalami
krisis salah satunya karena pemerintah pusat tetap mempersulit kucuran dana
untuk mengeksplorasi cekungan-cekungan energi yang belum tergarap.
Untuk listrik, Jatim selama ini menjadi
pemasok untuk seluruh provinsi di Jawa
dan Bali. Saat ini sisa beban puncak di Jatim masih 1.200 megawatt (MW)
yang mana sumbernya masih bergantung pada energi fosil.
Jatim memang juga terkendala eksplorasi
geothermal. Padahal potensi geothermal di Jatim masih besar, tetapi kucuran dana
Negara untuk menggarapnya dipersulit. Potensi geothermal di Jatim mencapai
kurang lebih 1.346,8 MW. Sampai saat ini ada 11 titik yang sudah
teridentifikasi tapi baru 2 lokasi yang sudah dilelang, itupun tidak membukukan
progress yang jelas. Demikian juga untuk sektor minyak, Tahun lalu Jatim
memproduksi 165.000 barel/hari. Tahun ini produksi diharapkan bertambah 130.000
barel/hari.
Jika pemerintah pusat menambah anggaran
eksplorasi, rancangan kedaulatan energi akan mudah dicapai, apalagi dana dari
Dewan Energi Nasional tidak mencukupi.
Kedaulatan energi di Indonesia memang tidak
bisa dicapai dengan membalik telapak tangan belaka, perlu keseriusan semua
pihak terutama pemerintah pusat, pemerintah daerah dan tentu saja para
pengusaha. Ketiga pihak inilah yang
akan bekerjasama mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam hal energi tapi juga
kelak akan berdaulat dan tidak bergantung pada pihak lain. Tentu ujungnya,
kesejahteraan rakyak akan bisa terwujudkan.
PT. JAVA SURYA TEKNIK
Renewable Energy Provider
Head Office :
Gedung Graha BUMIPUTERA, Lt.6
Jl. Raya Darmo No.155-159
Kel. Darmo, Kec. Wonokromo
Surabaya - Jawa Timur (60241)
Telp : 031-568 1315 / 568 1307
Faks : 031-867 8144
Email : javasuryateknik@yahoo.com
Web : www.javasuryateknik.com
www.lorentz.de
Tidak ada komentar:
Posting Komentar