Pertumbuhan Industri berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun disisi lain industri menggunakan energi sekaligus menjadi sektor penghasil gas rumah kaca yang signifikan. Terjadi sebuah dilema energi dalam industri, meningkatkan ekonomi sekaligus menghabiskan energi yang begitu besar.
Sektor Industri mengkonsumsi energi terbesar di Indonesia . 90% konsumsi energi saat ini masih berasal dari sumber bahan bakar fosil (sumber stastistik 2008). Sampai tahun 2050 kebutuhan energi meningkat 200% (source: IEA 2007), pada kurun waktu yg sama tuntutan penurunan emisi CO2 menjadi 200% (source: IPPC 2007 ).
Untuk itulah The International Organization for Standardization (ISO) mengeluarkan ISO 50001 - Energy Management. Standar ini adalah standar yang digunakan untuk mengelola kinerja energi termasuk efisiensi dan konsumsi energi. Konsep SNI ISO 50001 menggunakan model Sistem Manajemen dengan pendekatan siklus Plan, Do, Check, Action untuk perbaikan berkelanjutan.
Indonesia selaku anggota ISO mengadopsi secara identik standar tersebut menjadi SNI ISO 50001 - Sistem Manajemen Energi.
Selain pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk juga mempengaruhi konsumsi energi Indonesia. Tahun 2019, diprediksi kebutuhan energi Indonesia mencapai 1,316 Juta SBM (setara barel minyak).
"DIBUTUHKAN NIAT DAN KERJA KERAS DARI SELURUH ELEMEN BANGSA UNTUK BERSAMA-SAMA MENEKAN KONSUMSI ENERGI."
Pemerintah telah berupaya mengajak masyarakat menghemat energi dengan cara :
1. Pengendalian sistem distribusi BBM di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum.
2. Kendaraan pemerintah dilarang menggunakan BBM subsidi, baik pusat maupun daerah serta badan usaha milik negara maupun daerah.
3. Pelarangan BBM bersubsidi untuk kendaraan perkebunan dan pertambangan.
4. Konversi BBM ke bahan bakar gas untuk transportasi.
5. Penghematan penggunaan listrik dan air di kantor-kantor pemerintah pusat dan daerah, BUMN, BUMD serta penghematan penerangan jalan.
Upaya ini diharapkan mampu mengurangi konsumsi energi. Sebagai gambaran pada tahun 2012 subsidi bahan bakar mencapai Rp. 312 Triliun (± 32 milyar US$), dengan rincian Bahan Bakar Minyak/LPG Rp. 212 Triliun; dan Listrik Rp. 100 Triliun. Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, lewat PERATURAN MENTERI ESDM NO. 14/2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI menetapkan bahwa:
" Industri dengan penggunaan energi lebih dari 6000 TOE (ton oil equivalent) WAJIB MENERAPKAN SISTEM MANAJEMEN ENERGI dan industri dengan penggunaan energi kurang dari 6000 TOE (ton oil equivalent) dianjurkan agar menerapkan Sistem Manajemen Energi atau melakukan Penghematan Energi. "
Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen energi dan berhasil 3 tahun berturut-turut dapat menurunkan Konsumsi Energi Spesifik minimal 2% per tahun mendapatkan insentif berupa Audit Energi dalam pola kemitraan yang dibiayai oleh Pemerintah dan Mendapat prioritas pasokan energi. Kebijakan ini disampaikan oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
" SEMOGA SEMAKIN BANYAK INDUSTRI YANG PEDULI AKAN PENGHEMATAN ENERGI, KARENA KITA BUKAN MEWARISKAN ENERGI KEPADA ANAK CUCU KITA, TETAPI KITA MENJAMIN KEPADA MEREKA. "
Authorized :
PT. JAVA SURYA TEKNIK
Renewable Energy Provider
www.javasuryateknik.com
Kami adalah distributor tunggal dan terpercaya, penyedia pelayanan purna jual serta suku cadang pompa LORENTZ, untuk wilayah Indonesia.
Sabtu, 14 Juni 2014
Jumat, 13 Juni 2014
Mari menghemat energi untuk masa depan
Saving Energy |
Penghematan Energi atau Konservasi Energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien, dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi.
Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan hanya melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan penghematan energi.
Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi atau import energi. Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi.
Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi.
Authorized;
PT. JAVA SURYATEKNIK
Langganan:
Postingan (Atom)